17 Pertemuan yang Menggetarkan 18. Airmata Cinta 19. Surat dari Indonesia 20. Bintang yang Bersinar Terang 21. Ratapan Hati 22. Rasa Optimis 23. Periksa Darah 24. Pasrah 25. Langit Seolah Runtuh 26. Kabar Gembira 27. Resep Cinta Ibnu Athaillah 28. Sepucuk Surat di Hari Penghabisan 29. Tangis Sang Pengantin 30. Bunga-bunga Harapan 6. Syaircinta sufi. 1,498 likes · 17 talking about this. group ini berisi tentang cinta terhadap sang kholik. Jump to. Sections of this page. Al-Hikam Untaian Hikmah Ibnu Athaillah. Book. Rumi, Cinta dan Syair. Author. Tasawuf Spiritual. Cultural Center. Mistikus Cinta. Religious Organization. Ngaji Kitab Alkhikam Ibnu Atho'illah Assakandari. IbnuAtha’illah as-Sakandari, salah satu ulama sufi ternama yang menjadi rujukan para ulama menyatakan dalam karyanya, Al-Hikam, bahwa senang dan sedih adalah dua entitas yang tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa sesuatu yang disenangi adalah juga sesuatu yang disedihkan. DapatkanHarga rumi Terbaru 🧡 Cek Promo, COD dan Ulasan Produk. Beli rumi Online Aman & Garansi Shopee. Diskon Menarik & Gratis Ongkir 🛒 disadur dari bab 27, Resep Cinta Ibnu Athaillah). bisa merasakan bagaimana perasaan Fadhil ketika tampil bersama grup nasyidnya pada acara pernikahan Tiara. Bagaimana airmatanya menetes ketika megucapkan lirik lagu berikut : Mari kita sama-sama insyaf Cinta sejati itu tidak menzalimi Cinta sejati berorientasi ridha Allah Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bentuk cinta kepada Allah. Menurutnya, cinta kepada Allah yang kerap diucapkan banyak orang bisa saja merupakan cinta palsu, tetapi bisa juga cinta sejati. Cinta kepada Allah memang mudah diucapkan, tetapi pembuktiannya ini yang membutuhkan Ibnu Athaillah dalam hikmah berikut ini menyatakan ciri cinta sejati dan cinta palsuليس المحب الذي يرجو من محبوبه عوضاً أو يطلب منه غرضاً . فإن المحب من يبذل لك ليس المحب من تبذل لهArtinya, “Pecinta itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atau mengejar sebuah tujuan dari sang kekasih. Pecinta itu orang yang berbuat sesuatu untukmu. Pecinta itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu.”Menjelaskan hikmah ini, Syekh Syarqawi menjelaskan bahwa orang yang mengaku cinta kepada Allah takkan mengharapkan apapun atas amal ibadahnya. Orang yang cinta sungguhan kepada Allah hanya mengharap ridha-Nya sebagai keterangan Syekh Syarqawi berikut iniليس المحب الحقيقي الذي يرجو من محبوبه عوضاً على عمل يعمله فلا يقصده بأعماله الصالحة جنة ولا نجاة من نار أو يطلب منه غرضاً من الأغراض الدنياوية والأخروية فإن المحب الحقيقي من يبذل لك أي يعطيك ليس المحب الحقيقي من تبذل له لأن المحبة الحقيقية أخذ خصال المحبوب لمحبه. القلب فلا يصير عند المحب التفات لغير محبوبه فمن عبده تعالى لجنته فليس محبا له بل للجنةArtinya, “Pecinta sejati itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atas perbuatan yang dia lakukan. Ia tidak bermakasud surga atau selamat dari neraka dengan amal salehnya. atau mengejar sebuah tujuan duniawi atau ukhrawi dari sang kekasih. Pecinta sejati itu orang yang berbuat yakni mempersembahkan sesuatu untukmu. Pecinta sejati itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu karena cinta sejati meraih seluruh ridha kekasih untuk pecintanya. Bagi pencinta sejati, hatinya takkan berpaling pada selain kekasihnya. Oleh karena itu, siapa saja yang menyembah Allah SWT karena surga-Nya, maka ia bukan orang yang cinta Allah, tetapi cinta surga,” Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, [Semarang Taha Putra, tanpa catatan tahun], juz II, halaman 62-63.Jelasnya, cinta kepada Allah harus dibuktikan dengan pengorbanan secara total tanpa mengharapkan imbalan apapun baik yang bersifat materi maupun nonmateri. Niat ini yang membedakan penghambaan orang yang cinta sejati kepada Allah dan penghambaan orang yang memiliki pamrih sebagai keterangan Syekh Ibnu Abbad berikut iniالمحبة تقتضى من المحب بذل كلياته وجزئياته في مرضاة محبوبه من غير طلب حظ يناله منه. فهذا مما يلزم وجود المحبةArtinya, “Cinta itu menuntut pengorbanan segala hal besar maupun hal kecil dari pecinta untuk kesenangan kekasihnya tanpa menuntut bagian yang harusnya ia terima dari kekasihnya. Ini salah satu bagian dari kelaziman riil sebuah cinta,” Lihat Syekh Muhammad Ibnu Abbad, Syarhul Hikam, [Semarang Toha Putra, tanpa catatan tahun], juz II, halaman 62-63.Sejumlah keterangan di atas ini tidak dimaksudkan untuk menilai kadar cinta orang per orang kepada Allah SWT. Pasalnya, cinta adalah masalah ghaib yang tersimpan di batin masing-masing orang. Semua ini dimaksudkan untuk mengevaluasi diri kita seperti apa warna penghambaan kita kepada Allah SWT. Wallahu alam. Alhafiz K

syair cinta ibnu athaillah